Pages

Saturday, September 21, 2013

Warung Sidang


Setelah kecelakaan yang menimpa dul, sepertinya sekarang polisi rajin melakukan razia. Saya adalah salahsatunya yang 2 minggu kemarin kena tillang, karena boncengan hanya menggunakan 1 helm. Dan hari ini siap melakukan sidang tilang di pengadilan negeri deket kampus.
Hanya bermodalkan cuci muka tanpa mandi, langsung meluncur menuju PN. Sampai di sana parkiran tampkaknya lengang. Tidak seperti yang dibicarakan orang-orang diblog, kalau sidang tilang itu rame, desak-desakkan, banyak calo juga copet.
Karena ini pertama kalinya saya ditiliang dan ikut sidang, saya nanya dulu prosedur sidang tilang sama satpam.
"nanti jam 9an"
"petugasnya belum datang"
"prosedurnya, tinggal kumpulkan surat tilangnya, lalu nunggu dipanggil"
Karena masih lama akhirnya saya keluar dulu, ke kostan temen yang ngajakin bimbingan. *sampai dirumah dosen* *dosennya ngga ada* *coba lagi* owkayyyy..
Balik lagi lah ke PN, terlihat mulai sepi *dalam hati* "sepertinya ngurus sidang bakalan cepet"
Sampai di depan PN, dihampiri sama bapak-bapak *ngga tau ini petugas atau calo* penampilannya setengah petugas setengah calo*
"mau apa?"
"boleh liat suratnya" *dicocokkan sama daftar yang tertera di dinding* .
Identitas yang di dinding banyak kesalahan, dari nama, jenis sim, juga plat nomor. Yang sama cuma nomor seri surat tilang. Bahasa tubuh dan omongannya si bapa ini kaya mau nawarin jasa. Tapi saya langsung ambil kembali surat tilang dan masuk ke sebuah ruangan. Ruangannya seperti ruang sidang seperti yang sering saya lihat di tv, tapi versi mininya. Didalam ada 4 orang, 2 org berdiri lagi beres-beres surat, sim/stnk, duit, 2 yang lagi duduk nanya keperluan. Suasananya tidak seperti tempat sidang, tapi seperti suasana lapak pedagang yang lagi beresin dagangan+ngitung duit. Si bapak mau lihat surat tilangnya.
"tunggu sebentar"
"stnk ya?"
"35rb"
*kasih 50rb* *kembalian 15rb*
"Pak ini ngga ada kwitansi pembayarannya?"
"Ngga ada kwitansi-kwitansi, ngga bisa"
Keluar dari ruangan menuju parkiran ada juga bapak yg baru sidang. Katanya banyak calo, tadi bayar 35rb dan pelanggarannya lampu.
Ternyata mau sidang di tempat sama di PN ngga ada bedanya. Uangnya ngga tau ngalir kemana. Tadi itu ngga ada bedanya sama beli makanan diwarung, kasih uang dapat barang. Padahal di minimarket saja beli aqua botol ada struk pembeliannya. Saya ngga tau saya melanggar pasal berapa, yang saya tahu saya harus bayar 35rb untuk menebus stnk saya. Yang saya masalahkan bukan uangnya, karena uangnya juga dari ortu. Petugas bisa minta berapapun uang tanpa tau apa yang dilanggar. Saya tidak tahu ini sudah sesuai SOP atau tidak. Tapi saya merasa ada yang salah saja...

No pic=hoax, maaf saya tidak sempat memfoto apapun, terlalu sepi untuk mengambil gambar..

Saturday, September 14, 2013

Best Birthday Gift Ever

Best Birthday Gift Ever

~Alhamdulillah wasyukurillah bersyukur padamu ya Allah, kau jadikan aku Sarjana~...hahahaha Akhirnya setelah perjuangan hampir setahun akhirnya lulus dengan tidak terpuji, karena menurut dekan cuma yg cumlaude yang lulus dengan terpuji *Yang penting lulusss euy*. Setelah mengajukan judul beberapa kali, bimbingan puluhan belasan kali, menunggu bimbingan berjam-jam, revisi puluhan belasan kali, ngeprint ratusan lembar sampe printer kudu diservice, ujian proposal, sidang progress dan kemarin sidang akhir skripsi
*PREFACE* Pastinya yg pertama thanks to Allah SWT *cause Allah is always by my side, Maher Zain* kedua orang tua yg selalu memberi support dana untuk keperluan skripsi+ do'anya + cerewetnya yang selalu nanya "skripsi sudah sampai mana???, kapan sidang?? Kapan kawinn?" my brother and my sister, for my bestfriend Ndang + neng', yang alhamdulillah lulus juga bulan ini, perjuangan olah data berminggu minggu, bimbingan bareng , kostannya sebagai pit stop, Juponk temen ngulang 8 semester hahahaaaaa, revisi tiap malam "semangat sob penelitiannya", adiw *semangat brooo* , Joni, yang bantu translate skripsi, revisi tiap malam, bimbingan hujanan *sudah nyampe mana euy skripsi?*  Prima, yang bantu latar belakang, si tukang rampok kertas, alhamdulillah lulus bareng, Kirana, teman bimbingan yang sudah lulus duluan, bantu nyusun, suka nyontek skripsinya juga, Dudi, meskipun kenalnya baru, tapi sangat-sangat membantu saya+ndang olah data ampe ngerti, ngga bosen-bosen dikunjungi terus rumahnya buat berguru statistics. Pokoknya buat semua yang telah membantu sampai kripsi ini rampung. Yang terakhir tidak lupa untuk kedua bapak pembimbing saya Mr. Komara & Mr. Ruslan, terima kasih pak sudah bimbing saya dari awal judul skripsi sampai sidang akhir skripsi. Mudah-mudahan selalu diberi kesehatan agar bisa membawa lebih banyak mahasiswa bimbingannya menuju sidang akhir skripsi. Yeah yeah yeah . . ...
Selamat buat 33 mahasiswa FKIP Pend. Bahasa Inggris yang kemarin juga sidang+ lulus. Buat yang masih nyusun skripsi & nunggu sidang selanjutnya, SEMANGAT SOB!!! Mari kita ramaikan acara Wisuda Desember 2013...

Doa'kan teh' biar cepet dapat kerja, biar cepat merencanakan masa depan, hahahaha

Thursday, September 5, 2013

BAD LUCK MUHAEMIN

Bad Luck Muhaemin
#SeptemberWish #Wishuda #HidupMahasiswa !!! Bulan september ini saya officialy berumur 22, dan saya masih MAHASISWA (hidup mahasiswa), masih minta uang sama ortu, masih jomblo single fokus nyusun skripsi demi wisuda bulaN desember. Di umur 22 ini saya belum mencapai apapun, pekerjaan sehari-hari hanya diam dirumah menunggu kapan sidang skripsi *yeah akhirnya juga!!!*. Bulan ini saya akan menghadapi 2 sidang. Pertama, sidang skripsi *padahal revisi penguji masih gantung*. Kedua sidang tilang, gara-gara pas nganter ibu kena razia karena hanya memakai 1 helm. Postingan ini bukan mau menceritakan tentang perjuangan skripsi saya, tapi saya mau berbagi pandangan, paradigma, pendapat pengalaman saya terhadap aparat kepolisian berdasarkan yang saya alami.
September ini bukan hanya bulan ultah saya, tapi september ini juga tepat 5 tahun saya memiliki SIM yang artinya harus diperpanjang. Inget perpanjang SIM juga, pas liat tweet dosen lagi perpanjang sim. Tepat jam 11, hanya cuci muka langsung bergegas ke sebuah mall terbesar di tasikmalaya, untuk perpanjang SIM di outlet SIM. Ternyata kata petugas, "kartunya habis, coba besok saja atau langsung ke kantor."  Karena sudah terlanjur keluar rumah, akhirnya dari outlet SIM langsung ke polres. Tepat jam 11.30 sampai di loket SIM. "Maaf sedang istirahat, nanti jam 1 baru kembali". Shitttt, padahal ada tulisan istirahat jam 12.00-13,00.  Menunggu lah saya bersama yg lain. *FYI: ini pertama kalinya urus SIM sendiri*. Karena ngga tahu bagaimana prosedur perpanjang sim, tanya sama bapak-bapak di sebelah. "Mau perpanjang? Bareng aja hayouu" ngikutlah saya. Perasaan saya mulai ngga beres, karena malah keluar dari lingkungan polres. "wah calo nih caloo" (dalam hati). Setelah sampai gerbang luar dan si bapak lengah, akhirnya saya belok ke bagian pemeriksaan tamu. Pas nanya mau perpanjang sim, eh si bapak polisi malah nawarin jalur cepat. "perpanjang sekarang 175rb+tes kesehatan, kalo mau cepet." (Padahal terpampang spanduk "Hindari calo blabla bla...) Belok lagi saya ke bagian pengurusan sim. Tanya-tanya, ternyata harus periksa kesehatan tes kesehatan dulu di sebrang. Shit shit jauuuuuhh jalan kaki. Sampai langsung cek tekanan darah, tanya tinggi, berat langsung tanda bulat SEHAT dan bayar 25rb tanpa kwitansi. Hanya formalitas menurut saya, bayar 25rb cuma buat cek tekanan darah, di tukang keliling bayar 2,3rb juga bisa. Balik lagi langsung kasih sim dulu+keterangan sehat, dipanggil isi form bayar 150rb tanpa kwitansi. Menurut saya seharusnya untuk proses pembuatan sim untuk sekelas polres harus ada kasir+struk bukti pembayaran. Karena ini bisa menjadi lahan basah buat para oknum. Oknum tinggal bilang "bayar segini" tanpa si pemohon tau tarif resmi.